Selasa, 12 Oktober 2010

vespa pertama

 

Vespa 98 / 1946-1947
Vespa 98
Tahun :1946 / 1947
VIN :V98
Nomor :01 / 18079
Produksi :18079 unit
Fork depan masih mengadopsi roda pesawat terbang dan berada di sebelah kiri ban depan (sekarang di sebelah kanan ban). Dengan kapasitas mesin 98 cc maksimal kecepatan hanya 75 km/jam, konsumsi bahan bakar 3 : 100 atau 3 liter buat 100 km, irit kan? Vespa 98 ini di produksi tahun 1946, sebagai cikal bakal model Vespa yang melegenda hingga sekarang. Pertama beredar, V98 sangat diminati oleh masyarakat karena harganya yang murah serta keamanan dan kenyamanannya. Di tahun berikutnya (1947) V98 di produksi dengan jumlah unit yang sama (18079 unit), dan hasilnya laris manis di pasaran.

Vespa 125 - 1948
Tahun :1948 / 1950
VIN :V1T - V15T
Nomor : 01 / 104096
Produksi : 104096 unit
Vespa 125 ini dibuat berdasarkan pendahulunya V98, yang terlihat berbeda adalah kapasitas mesin yang lebih besar yaitu 125 cc dan shock depan berada di sebelah kanan. Bentuk body, stang dan head lamp masih mirip dengan V98. Melihat antusiasme masyarakat yang besar pada Vespa, V125 diproduksi hingga 104096 unit selama periode 1948 hingga 1950..

Vespa 125 Hoffmann - 1950
Vespa Hoffmann diproduksi antara tahu 1950 - 1954 di Jerman. Ini semua diawali saat pada tahu 1949, Piaggio setuju memberikan lisensi kepada Hoffmann untuk memproduksi dan memperdagangkan. Vespa 125 Hoffmann tidak hanya di perdagangkan di Jerman saja, tapi juga di Inggris dan Perancis. D Inggris di kenal dengan nama Vespa Douglass karena perjualannya di bawah lisensi Douglass dan di Perancis di bawah lisensi PACMA.

Minggu, 10 Oktober 2010

vespa congo

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “untuk berdamai maka mulailah perang.” Akhir sebuah peperangan ataupun konflik di sebuah wilayah selain membuahkan perdamaian, kadang juga tidak pernah terduga. Keadaan yg tidak terduga ini dapat berupa macam-macam bahkan tidak masuk akal, diantaranya adalah semakin populernya salah satu jenis kendaraan roda dua yakni Vespa.


Sejarah Vespa Congo

Seperti telah kita sama-sama ketahui, perang yang berkecamuk di benua Afrika dalam dekade 1960’an memberikan dampak yang irasional terhadap popularitas Vespa khususnya di tanah air tercinta ini. Sebagai bagian dari kepedulian Bangsa Indonesia terhadap perdamaian dunia, maka setelah berakhirnya Perang Congo (negara ini beberapa kali berganti nama Congo, Zaire, Congo) tanggal 31 Juli 1960 PBB mendaulat Republik Indonesia untuk mengirimkan pasukannya guna menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian di Negara Congo. Wujud kepedulian yang tinggi atas perdamaian dimuka bumi, Bangsa Indonesia mengutus pasukan terbaiknya ke Congo dengan sandi Pasukan Garuda Indonesia melalui beberapa kali pendaratan.

Setelah tugas sebagai pasukan penjaga perdamaian diselesaikan, Pasukan Garuda Indonesia menerima tanda penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia, dimana salah satunya berupa Vespa (dari beberapa sumber mengatakan bahwa dalam pemberian itu juga ada yang berbentuk uang dan beberapa peti jarum jahit). Terlihat disini Vespa sesungguhnya telah mengikat kita (para scooteris) dengan bangsa kita dalam kancah internasional, walaupun tidak pernah tertulis dalam tinta emas sejarah republik ini.
Menarik disimak bahwa penghargaan Vespa tersebut juga tidak terlepas dari tradisi dalam dunia kemiliteran. Beberapa sumber mengatakan bahwa untuk Vespa yang berwarna hijau 150 cc ditujukan bagi tentara yg lebih tinggi tingkat kepangkatannya, sementara yang berwarna kuning dan biru 125 cc untuk tingkat kepangkatan yang lebih rendah. Selain itu guna melengkapi jati diri atas Vespa dimaksud juga di sematkan tanda nomor prajurit yang bersangkutan, pada sisi sebelah kiri handlebar (stang) yang berbentuk oval terbuat dari bahan kuningan serta sebuah piagam penghargaan yang menyertainya.

Setelah itu maka pada tahun-tahun tersebut ramailah Vespa dengan sebutan Vespa Congo berseliweran di jalan-jalan, sebuah Vespa baru yang menambah tipe Vespa sebelumnya telah hadir. Kondisi ini ternyata juga memberikan dampak positif bagi penjualan Vespa di tanah air saat itu. Vespa Congo yang berbentuk bulat telah memberikan konstribusi berupa iklan gratis bagi importir Vespa di Indonesia. Perkembangan ini kemudian menimbulkan semacam stigma disini bahwa Vespa yg berbentuk bulat ya…Vespa Congo.

Jadi jangan heran apabila saat ini generasi sebelum kita menyebut Vespa bulat dengan sebutan Vespa Congo, walaupun Vespa yang dimaksud sesungguhnya adalah Vespa keluaran tahun 1962 atau Vespa keluaran tahun 1965 misalnya (hal ini pernah penulis alami saat menanyakan pada seseorang yang cukup berumur sedang bersama vespanya dan dia bilang ini Vespa Congo…, ya…sudahlah).

Seiring dengan perjalanan waktu maka mulailah sebuah evolusi kepunahan atas Vespa Congo di tanah air terjadi. Banyak sebab yang menjadikan hal tersebut terjadi, seperti telah dijualnya Vespa dimaksud oleh pemilik aslinya atau ada beberapa bagian yang rusak berat sehingga sangat sulit untuk diperbaiki. Hal ini mengingat terbatasnya jumlah Vespa jenis tersebut yang disebabkan keberadaannya juga sangat signifikan dengan jumlah tentara kita yang menerima. Walaupun penulis pernah menemui Vespa jenis tersebut yang bukan milik Pasukan Garuda Indonesia (sepertinya pernah juga Vespa jenis tersebut masuk ke Indonesia melalui importir Vespa waktu itu ), namun tetap saja pasokan akan suku cadang maupun hal-hal lain yang menyertainya, seperti spakbor depan atau speedo meternya sangat minim tersedia. Tidak demikian halnya dengan Vespa jenis lain yang masih banyak ...